Inilah Ruang Kreatif untuk Refleksi dan Narasi Literasi: Corong Virus Emcho Menyuarakan Pikiran, Imajinasi, dan Emosi Tanpa Batas Ruang dan Waktu. Gigih Berjuang Lewat Tulisan!

Saturday, March 28, 2020

VIRUS EMCHO MELINTAS BATAS RUANG DAN WAKTU: Sebuah Apresiasi


Oleh RITA AUDRIYANTI

Covernya  menarik dan elegan. Kalau kita jajarkan dengan buku-buku lain di atas meja, tak salah, buku teranyar Pak Haji Much. Khoiri ini yang pertama menarik perhatian. Artinya, si pembuat cover berhasil mengalihkan pandangan kita untuk memilih buku ini.

Isinya?

Mantap. Menyimpulkan pendapat dalam Prakata buku “Virus Emcho: _Edifikasi dan Lintas Ruang-Waktu”, mentor yang saya sangat suka dengan gaya menulisnya ini mengatakan bahwa buku ini sebagai sebuah upaya menyusun mini-biografi, atau bolehlah disebut memoar untuk kenangan masa depan. Sungguh, terasa sebuah kegembiraan yang membuncah. Dan terbukti, buku ini hadir ketika beliau memperingati hari ulang tahunnya. Sebuah hadiah yang _priceless_.

Dilihat dari bentuk isi tulisan dalam buku dengan ketebalan 180 halaman ini,  merupakan kompilasi dari berbagai tulisan kolega, sahabat, maupun “follower”. Ada 40 penulis terlibat dalam buku ini.  Ekspresi berbagai tulisan tersebut pada umumnya berbentuk opini tentang karya dan figur Pak Emcho selaku seorang penulis produktif yang mampu melihat berbagai aspek literasi dari sisi yang diminatinya. Setidaknya, ini menjadi menarik di tengah kebingungan penulis pemula yang tak tahu harus mulai dari mana.

Selain itu, aktivitas beliau juga menularkan ilmu kepenulisan yang beliau miliki tanpa pilih-pilih waktu dan tempat. Padahal kita tahu, tugas utama beliau _seabrek_ di UNESA Surabaya. Di sinilah saya, pada waktu itu masih bermukim di Kuala Lumpur, Malaysia,  dan kawan-kawan Perempuan Menulis yang berdomisili di tiga benua, mendapat manfaat dari beliau. Kami mendapat pelatihan menulis berbasis online. Kesyukuran saya itu dapat Anda baca pada halaman 92: “Virus Emcho Melintas Dunia.

Kalau sudah begini, kita yang sudah _kadung nyemplung_ ke dalam dunia literasi, apapun profesi dan latar belakang kita, menulislah. Setidaknya satu buku seumur hidup. Itu pesan Pak Emcho yang masih saya ingat. Apalagi, yang sudah menjadikan menulis mengalir dalam nafas dan darah, mari kita jadikan sebagai hamparan ide yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Jangan takut tidak akan dibaca. Sebab, setiap tulisan (buku) pasti ada pembacanya sendiri. Dan saya adalah salah seorang pembaca buku-buku karya mentor saya ini, Bapak Much. Khoiri.

Selamat  ya, Pak Emcho. Makin moncer. Berkibar. Bermanfaat.
Mari kita ikuti langkah beliau.

Jkt, 29/3/20 

*Rita Audriyanti adalah penulis produktif dari komunitas SPK dengan 7 buku mandiri dan 45 buku antologi. Kini tinggal di Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih banyak atas apresiasi dan krisannya. Semoga sehat selalu.

Dulgemuk Berbagi (6): TULISAN MENUNJUKKAN PENULISNYA

Oleh Much. Khoiri DALAM cangkrukan petang ini, setelah menyimak video-video tentang tokoh yang mengklaim dan diklaim sebagai imam besar, P...

Popular Posts