Inilah Ruang Kreatif untuk Refleksi dan Narasi Literasi: Corong Virus Emcho Menyuarakan Pikiran, Imajinasi, dan Emosi Tanpa Batas Ruang dan Waktu. Gigih Berjuang Lewat Tulisan!

Saturday, March 28, 2020

HARGAI PENULIS, BELI KARYANYA


Oleh MUCH. KHOIRI

JUDUL di atas mungkin tidak sepenuhnya benar dan tepat. Nyatanya, ada orang yang mendebat bahwa menghargai penulis itu jika ia bisa memahami ilmu yang disampaikan dan kemudian mengembangkannya. Nyatanya, ada pula yang sepakat bahwa menghargai penulis bukan semata dengan memberikan imbalan serupa uang—mungkin berkat pertemanan!

Anggapan bahwa menghargai penulis tidak harus dengan membeli bukunya, tentu ada benarnya. Kapan? Biasanya ketika si penulis dianggap kaya atau tidak berkesulitan dalam soal keuangan, atau berkat pertemanan. Lalu, orang begitu berbunga-bunga hatinya ketika diberi buku gratis oleh penulisnya, dengan menganggap (lagi) bahwa buku itu sebuah hadiah, dan hadiah memiliki makna tersendiri selain uang belaka.

Namun, marilah kita realistis. Berapa sih jumlah penulis yang kaya dari menulis dan membagi-bagikan karyanya secara gratis? Jika ada penulis kaya, kebanyakan bukan dari hasil menulis. Lalu, seberapa kuatkah penulis semacam itu akan mendermakan karya-karyanya ke depan? Berapa judul buku lagi yang akan mampu disedekahkan atau di-jariyah-kan?

Penulis yang tergolong ‘penulis dermawan langka’ semacam itu tentulah amat sulit ditemukan. Yang jumlahnya sedikit lebih banyak adalah penulis yang sukses, dengan penjualan karya yang meledak, semacam J.K Rowling dengan Harry Potter-nya, Andrea Herata dengan tetralogi Laskar Pelangi-nya, dan Kang Abik dengan Ketika Cinta Bertasbih.

Sementara, penulis kebanyakan adalah mereka yang bukunya tidak selalu laku, dan mereka yang baru memulai karirnya menulis (buku). Dari tingkat penghasilan penulis, mereka belum beruntung. Dari hitungan finansial, mereka bukanlah termasuk “penulis dermawan langka” tersebut. Mereka masih butuh kesejahteraan.

Mencermati kenyataan ini, tampak bahwa selain penulis yang memang kaya dari sono-nya, adalah sama-sama berangkat dari penulis biasa, yakni penulis yang memulai dari nol ibaratnya. Mungkin sama-sama keras usahanya, namun satunya lebih beruntung daripada lainnya. Namun, judulnya tetaplah sama, bahwa penulis kaya seperti J.K Rowling, Andrea Herata, dan Kang Abik semula juga penulis biasa—namun dengan keberuntungan (royalti) yang lebih baik.

Sekarang, dari manakah royalti itu diperoleh oleh penulis? Tentu saja dari sekian persen penjualan buku karya si penulis. Artinya, semakin banyak royalti, semakin banyak buku yang telah dibeli oleh pembaca. Maknanya, jika Anda telah membeli buku itu, Anda tentu ikut menambah omset penjualan buku, dan akhirnya mendongkrak besaran royalti bagi penulis. Dengan demikian, ada hubungan lurus antara pembelian buku oleh pembaca dan besar-kecilnya royalti penulis.

Itu berlaku jika buku yang dihasilkan penulis itu diterbitkan dan dipasarkan oleh penerbit mayor. Penulis hanya bertugas menulis, selebihnya (termasuk editing, layout, pengurusan ISBN, pencetakan, dan pemasaran) adalah tanggungjawab penerbit. Namun, jika buku itu diterbitkan secara indie publishing (dengan menyewa penerbit tapi atas biaya sendiri), tidak ada royalti khusus kecuali keuntungan dari penjualan (dikurangan biaya produksi).

Nah, jika ada orang hanya suka menerima (hadiah) buku dari penulis tanpa membelinya, itu artinya mengurangi pemasukan atau imbalan finansial bagi penulisnya. Jika bukunya diterbitkan oleh penerbit mayor, minta gratisan itu artinya menyunat jatah royalti penulisnya; sedangkan jika diterbitkan secara indie, itu juga menyunat keuntungan finansialnya. Buku gratisan sama-sama tidak menghargai penulis secara finansial.

Padahal, secara jujur, perlu diakui bahwa penulis juga memiliki keluarga yang harus ditanggung, ada impian yang harus diwujudkan. Sederhana saja, penulis tidak bisa membeli bensin atau sepiring nasi pecel dengan sebuah buku—melainkan harus dengan uang. Dari manakah uang itu kalau bukan dari royalti penerbit mayor atau penjualan buku mandiri, dan kegiatan yang terkait dengan penulisan bukunya?

Oleh karena itu, mungkin kita perlu membiasakan diri untuk membeli buku karya penulis dalam rangka untuk menghargai jerih payah dan kreativitasnya. Menerima hadiah buku berkat pertemanan tentu tidak ada salahnya; namun, menggantinya dengan uang seharga buku itu agaknya lebih realistis dan beradab.

Menghargai penulis dengan membeli karyanya berarti bahwa pembeli ikut membantu penulis dalam menjaga motivasi dan spirit menulisnya, karena mereka merasa dihargainya karya mereka. Motivasi dan spirit menulislah yang menjadi motor penulis untuk selalu berproses kreatif, dan sekaligus menjaga stamina dan kegigihannya dalam menghasilkan tulisan.

Pada sisi lain, jika karya mereka dibeli pembaca, itu membantu kesejahteraan mereka; dan pada dasarnya juga membuat mereka lebih fokus pada penciptaan, tidak lagi terganggu secara signifikan oleh upaya untuk mengais penghasilan. Dengan begitu, secara rekapitulatif, membeli karya penulis itu termasuk tindakan mulia dan barakah. 
 
Sejauh itu, tulisan ini hanya dimaksudkan untuk kondisi standar dan normal, dalam hitungan manusia, bukan keajaiban yang turun dari langit. Bahwa membeli buku penulis termasuk memperpanjang nafasnya untuk berkarya. Pun membeli bukunya, secara tak langsung, ikut berinvestasi dalam memajukan peradaban.[]

*Much. Khoiri hanyalah penggerak literasi, dosen, editor, dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya. Tulisan ini pendapat pribadi.

2 comments:

  1. Saya pribadi membenarkan pendapat bapak. ...saya sendiri jika ada yg membeli karya saya, saya sangat senang krn saya merasa mereka suka dengan tulisan saya. Pada akhirnya saya semakin semangat menulis dan berusaha memperbaiki tulisan saya. Untuk teman juga saya berikan cuma cuma.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak, Bu Nuraini. Selamat terus berkarya

      Delete

Terima kasih banyak atas apresiasi dan krisannya. Semoga sehat selalu.

Dulgemuk Berbagi (6): TULISAN MENUNJUKKAN PENULISNYA

Oleh Much. Khoiri DALAM cangkrukan petang ini, setelah menyimak video-video tentang tokoh yang mengklaim dan diklaim sebagai imam besar, P...

Popular Posts