Inilah Ruang Kreatif untuk Refleksi dan Narasi Literasi: Corong Virus Emcho Menyuarakan Pikiran, Imajinasi, dan Emosi Tanpa Batas Ruang dan Waktu. Gigih Berjuang Lewat Tulisan!

Wednesday, May 6, 2020

JURUS JITU MENGINGAT NAMA

Sumber gambar: Brilio.net

Oleh MUCH. KHOIRI

KOLEGA saya kerap menyatakan bahwa saya seperti perekam nama orang, yang relatif mudah menghafal nama. Kerap mereka menanyakan (untuk konfirmasi) apakah si A merupakan mantan mahasiswa angkatan anu, atau benarkah si B mantan peserta pelatihan tahun anu.

Mengingat ada sejumlah pertanyaan bagaimana teknik mengingat nama, berikut ini saya bagi pengalaman saya tentang hal ini. Tepatnya, berikut ini paparan tentang jurus jitu mengingat nama—meski untuk orang yang baru saja kita kenal.  Bagi yang benci mengingat nama, mohon jangan ikuti lanjutan tulisan ini.

Pertama, kita perlu mendasari diri dengan niat baik untuk mengingat nama. Kita harus membangun niat baik untuk menambah teman—setiap hari. Teman sebanyak-banyaknya perlu diupayakan untuk dimiliki, mengingat ada berbagai manfaat dari suatu pertemanan. Pertemanan akan membuat kita kaya dalam arti luas—setidaknya kaya secara sosial dan psikologis.

Kedua, kita harus menghafalkan nama panggilan (call name) dan mengasosiasikan nama panggilan itu dengan “ikon predikatif” yang dimiliki orang bersangkutan. Mengapa nama panggilan? Itu sapaan akrab, tanda kedekatan bagi yang punya nama. Di samping itu, dengan nama panggilan itu, kita lebih efisien waktu—dan memori kita lebih ringan menyimpan hanya nama panggilan.

Lalu, nama panggilan itu perlu diasosiasikan ke “ikon predikatif” si empunya nama. Ikon predikatif itu meliputi predikat-predikat yang melekat pada si empunya nama, baik ikon personal maupun sosial. Misalnya, ikon predikatif bisa berupa rambut ikal, hidung pesek, badan bongsor, jilbab ungu, ketua kelas, pedagang kambing, penjual jamu, bos lele, daoke sate ular, dan sebagainya. Jadi, dalam bathin, kita bisa memanggil seseorang dengan “Revita si bos jamu singset”—atau “Joni si ketua kelas.”

Ketiga, sebelum istirahat (tidur), kita perlu memanggil (recall) ingatan kita terhadap nama yang ingin kita kenal. Secara otomatis, mengingat-kembali ini juga perlu diikuti dengan pengasosiasian ke ikon produktif pula. Hanya dengan mengingat nama, kita akan pertegas bagaimana asosiasinya dengan ikon pribadinya. Sebutlah, langkah recalling  digunakan untuk memperkuat upaya mengingat nama yang sudah kita lakukan.

Keempat, kemudian besok paginya, kita mencoba me-recall lagi nama panggilan atau ikon diri, meski hanya sepintas. Makin berpengalaman kita, akan makin mudah untuk me-recall nama panggilan tersebut maski hanya sekilas waktunya. Jika belum berpengalaman, kita bisa melatih diri untuk menghayati proses ini. Pada tahap seperti ini biasanya kita akan merasa seakan sedang di-tes (diuji) bagaimana daya ingat kita.

Tentu, setelah itu, kita akan kembali ke rutinitas kita masing-masing, dan menjadi sibuk di dalamnya. Kita tersedot ke dalam berbagai kegiatan yang melibatkan kita. Karena  itulah, amat mungkin ingatan kita terhadap orang-orang yang kita hapalkan akan melemah—yang jika dibiarkan akan benar-benar lenyap atau menguap. Ini wajar dan natural, karena sebagai manusia, kita memiliki daya ingat terbatas. Tak seorang pun manusia sempurna, dan memiliki daya ingat berlebih—kecuali memang dilatih dan dibiasakan.

Maka, masuklah kita ke jurus kelima. Yakni, selang beberapa waktu setelah kita menyimpan nama-nama yang perlu kita ingat, sekarang waktunya untuk melakukan recall nama-nama tersebut. Kita ingat nama-nama panggilan yang muncul, dan kita asosiasikan dengan ikon prediktif orang-orang itu. Langkah ini berguna untuk menancapkan akar nama-nama itu ke dalam dasar akal dan jiwa kita, akar tersimpan lebih kuat di sana.

Memang, mungkin tidak seluruh nama bisa kita recall dalam ingatan kita. Namun, dengan latihan yang terus-menerus, akan makin banyak nama yang melekat dalam ingatan kita. Hal ini bergantung pada rentang waktu antara hari terakhir kita mengenal nama-nama itu dan waktu kita me-recall saat ini. Semakin lama rentang waktunya, prosentase kemunculan nama di dalam layar ingatan kita akan mengecil.

Meski demikian, jika latihan ini dilakukan terus-menerus, prosentase kemunculan nama di dalam layar ingatan kita akan membaik. Artinya, pembiasaan ini akan memperkuat kemungkinan (probabilitas) munculnya nama-nama lama tersebut di dalam ingatan kita. Demikian seterusnya pembiasaan dapat dilakukan dari waktu ke waktu, agar hasilnya lebih memuaskan.

Beruntunglah, jika ada forum atau kesempatan yang bisa mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita upayakan untuk diingat. Hal ini merupakan momentum untuk menguatkan memori kita, terutama asosiasi nama dan ikon predikatif yang telah kita tetapkan sejak awal. Jika pertemuan ini kerap terjadi, peluang untuk menguatkan memori semakin terbuka lebih luas.

Jadi, kunci pentingnya: latihan! Saya sudah melakukan latihan mengingat nama ini bertahun-tahun, secara naluriah dan otomatis, sesuai dengan niatan saya untuk memiliki teman sebanyak-banyaknya. Jadi, kini saya bersyukur karena telah mengingat nama-nama mahasiswa saya, misalnya, dari berbagai angkatan—setidaknya bisa menyebut 20% dari setiap angkatan sudah cukup bagus.

Sekadar ilustrasi, saya pernah akan menggelar reuni teman kuliah saya, yang sudah berpisah sejak tahun 1988 (sekitar 24 tahun silam). Lalu, teman karib saya meminta saya untuk membuat daftar teman-teman. Maka, saya buat daftar nama itu. Teman karib saya terbelalak ketika tahu bahwa saya bisa menyebut 27 nama dari 35 teman sekelas saya—setelah berpisah sekitar 24 tahun.

Demikianlah, jurus jitu mengingat nama. Meski demikian, kejituan jurus-jurus tersebut bergantung pada bagaimana kita mempraktikannya, dengan berkali-kali melakukan latihan. Bukankah practice makes all things perfect? (Latihan membuat segala sesuatu sempurna?).*

#Dosen Unesa, penggerak literasi, trainer, editor, penulis 42 buku
#Blog-1: muchkhoiriunesa.blogspot.com
#Blog-2: muchkhoiri.gurusiana.id
#Web-1: jalindo.net
#Web-2:  sahabatpenakita.id
#FB:  much.khoiri.90
#IG-1: @much.khoiri
#IG-2: @emcho_bookstore


8 comments:

  1. Seiring berjalannya usia, secara alamiah manusia mengalami penurunan daya ingat. Tetapi setelah mencerna paparan Bapak tentang cara mengingat nama maka kita jadi tahu bagaimana caranya. Insyaallah, bermanfaat. Terima kasih sudah mencerahkan, Pak Dosen.

    ReplyDelete
  2. Syukron pak Dosen ilmunya. Sangat bermanfaat. Suatu kelebihan dari Allah bila kita mampu merecall nama2 sahabat kita. Silaturahmi akan kian kuat

    ReplyDelete
  3. Akan dicoba dipraktekkan, trims ilmunya pak Dosen.

    ReplyDelete
  4. Wahhhh perlu latihan mengingat nama nih. Terima kasih Pak Dosen

    ReplyDelete
  5. Menambah pengetahuan saya ini Pak Dosen...

    ReplyDelete
  6. Saya termasuk lemah mengingat nama. Terima kasih Pak ilmunya.

    ReplyDelete
  7. Terima kasih Pak Dosen 🙏🙏🙏

    ReplyDelete

Terima kasih banyak atas apresiasi dan krisannya. Semoga sehat selalu.

Dulgemuk Berbagi (6): TULISAN MENUNJUKKAN PENULISNYA

Oleh Much. Khoiri DALAM cangkrukan petang ini, setelah menyimak video-video tentang tokoh yang mengklaim dan diklaim sebagai imam besar, P...

Popular Posts