Sumber gambar: Brilio.net |
Oleh MUCH. KHOIRI
KOLEGA saya kerap
menyatakan bahwa saya seperti perekam nama orang, yang relatif mudah menghafal
nama. Kerap mereka menanyakan (untuk konfirmasi) apakah si A merupakan mantan
mahasiswa angkatan anu, atau benarkah si B mantan peserta pelatihan tahun anu.
Mengingat ada sejumlah
pertanyaan bagaimana teknik mengingat nama, berikut ini saya bagi pengalaman
saya tentang hal ini. Tepatnya, berikut ini paparan tentang jurus jitu
mengingat nama—meski untuk orang yang baru saja kita kenal. Bagi yang benci mengingat nama, mohon jangan
ikuti lanjutan tulisan ini.
Pertama,
kita perlu mendasari diri dengan niat baik untuk mengingat nama. Kita harus
membangun niat baik untuk menambah teman—setiap hari. Teman sebanyak-banyaknya
perlu diupayakan untuk dimiliki, mengingat ada berbagai manfaat dari suatu
pertemanan. Pertemanan akan membuat kita kaya dalam arti luas—setidaknya kaya
secara sosial dan psikologis.
Kedua,
kita harus menghafalkan nama panggilan (call
name) dan mengasosiasikan nama panggilan itu dengan “ikon predikatif” yang
dimiliki orang bersangkutan. Mengapa nama panggilan? Itu sapaan akrab, tanda
kedekatan bagi yang punya nama. Di samping itu, dengan nama panggilan itu, kita
lebih efisien waktu—dan memori kita lebih ringan menyimpan hanya nama
panggilan.
Lalu, nama panggilan
itu perlu diasosiasikan ke “ikon predikatif” si empunya nama. Ikon predikatif
itu meliputi predikat-predikat yang melekat pada si empunya nama, baik ikon
personal maupun sosial. Misalnya, ikon predikatif bisa berupa rambut ikal,
hidung pesek, badan bongsor, jilbab ungu, ketua kelas, pedagang kambing,
penjual jamu, bos lele, daoke sate ular, dan sebagainya. Jadi, dalam bathin,
kita bisa memanggil seseorang dengan “Revita si bos jamu singset”—atau “Joni si
ketua kelas.”
Ketiga,
sebelum istirahat (tidur), kita perlu memanggil (recall) ingatan kita terhadap nama yang ingin kita kenal. Secara
otomatis, mengingat-kembali ini juga perlu diikuti dengan pengasosiasian ke
ikon produktif pula. Hanya dengan mengingat nama, kita akan pertegas bagaimana
asosiasinya dengan ikon pribadinya. Sebutlah, langkah recalling digunakan untuk
memperkuat upaya mengingat nama yang sudah kita lakukan.
Keempat,
kemudian besok paginya, kita mencoba me-recall
lagi nama panggilan atau ikon diri, meski hanya sepintas. Makin berpengalaman
kita, akan makin mudah untuk me-recall
nama panggilan tersebut maski hanya sekilas waktunya. Jika belum berpengalaman,
kita bisa melatih diri untuk menghayati proses ini. Pada tahap seperti ini
biasanya kita akan merasa seakan sedang di-tes (diuji) bagaimana daya ingat
kita.
Tentu, setelah itu,
kita akan kembali ke rutinitas kita masing-masing, dan menjadi sibuk di
dalamnya. Kita tersedot ke dalam berbagai kegiatan yang melibatkan kita.
Karena itulah, amat mungkin ingatan kita
terhadap orang-orang yang kita hapalkan akan melemah—yang jika dibiarkan akan
benar-benar lenyap atau menguap. Ini wajar dan natural, karena sebagai manusia,
kita memiliki daya ingat terbatas. Tak seorang pun manusia sempurna, dan
memiliki daya ingat berlebih—kecuali memang dilatih dan dibiasakan.
Maka, masuklah kita ke
jurus kelima. Yakni, selang beberapa
waktu setelah kita menyimpan nama-nama yang perlu kita ingat, sekarang waktunya
untuk melakukan recall nama-nama
tersebut. Kita ingat nama-nama panggilan yang muncul, dan kita asosiasikan
dengan ikon prediktif orang-orang itu. Langkah ini berguna untuk menancapkan
akar nama-nama itu ke dalam dasar akal dan jiwa kita, akar tersimpan lebih kuat
di sana.
Memang, mungkin tidak
seluruh nama bisa kita recall dalam
ingatan kita. Namun, dengan latihan yang terus-menerus, akan makin banyak nama
yang melekat dalam ingatan kita. Hal ini bergantung pada rentang waktu antara
hari terakhir kita mengenal nama-nama itu dan waktu kita me-recall saat ini. Semakin lama rentang
waktunya, prosentase kemunculan nama di dalam layar ingatan kita akan mengecil.
Meski demikian, jika
latihan ini dilakukan terus-menerus, prosentase kemunculan nama di dalam layar
ingatan kita akan membaik. Artinya, pembiasaan ini akan memperkuat kemungkinan (probabilitas)
munculnya nama-nama lama tersebut di dalam ingatan kita. Demikian seterusnya
pembiasaan dapat dilakukan dari waktu ke waktu, agar hasilnya lebih memuaskan.
Beruntunglah, jika ada
forum atau kesempatan yang bisa mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita
upayakan untuk diingat. Hal ini merupakan momentum untuk menguatkan memori
kita, terutama asosiasi nama dan ikon predikatif yang telah kita tetapkan sejak
awal. Jika pertemuan ini kerap terjadi, peluang untuk menguatkan memori semakin
terbuka lebih luas.
Jadi, kunci pentingnya:
latihan! Saya sudah melakukan latihan
mengingat nama ini bertahun-tahun, secara naluriah dan otomatis, sesuai dengan
niatan saya untuk memiliki teman sebanyak-banyaknya. Jadi, kini saya bersyukur karena
telah mengingat nama-nama mahasiswa saya, misalnya, dari berbagai
angkatan—setidaknya bisa menyebut 20% dari setiap angkatan sudah cukup bagus.
Sekadar ilustrasi, saya
pernah akan menggelar reuni teman kuliah saya, yang sudah berpisah sejak tahun
1988 (sekitar 24 tahun silam). Lalu, teman karib saya meminta saya untuk
membuat daftar teman-teman. Maka, saya buat daftar nama itu. Teman karib saya
terbelalak ketika tahu bahwa saya bisa menyebut 27 nama dari 35 teman sekelas
saya—setelah berpisah sekitar 24 tahun.
Demikianlah, jurus jitu
mengingat nama. Meski demikian, kejituan jurus-jurus tersebut bergantung pada
bagaimana kita mempraktikannya, dengan berkali-kali melakukan latihan. Bukankah
practice makes all things perfect? (Latihan
membuat segala sesuatu sempurna?).*
#Blog-1: muchkhoiriunesa.blogspot.com
#Blog-2: muchkhoiri.gurusiana.id
#Web-1: jalindo.net
#Web-2: sahabatpenakita.id
#FB: much.khoiri.90
#IG-1: @much.khoiri
#IG-2: @emcho_bookstore
Seiring berjalannya usia, secara alamiah manusia mengalami penurunan daya ingat. Tetapi setelah mencerna paparan Bapak tentang cara mengingat nama maka kita jadi tahu bagaimana caranya. Insyaallah, bermanfaat. Terima kasih sudah mencerahkan, Pak Dosen.
ReplyDeleteSyukron pak Dosen ilmunya. Sangat bermanfaat. Suatu kelebihan dari Allah bila kita mampu merecall nama2 sahabat kita. Silaturahmi akan kian kuat
ReplyDeleteTerima kasih ilmunya
ReplyDeleteAkan dicoba dipraktekkan, trims ilmunya pak Dosen.
ReplyDeleteWahhhh perlu latihan mengingat nama nih. Terima kasih Pak Dosen
ReplyDeleteMenambah pengetahuan saya ini Pak Dosen...
ReplyDeleteSaya termasuk lemah mengingat nama. Terima kasih Pak ilmunya.
ReplyDeleteTerima kasih Pak Dosen 🙏🙏🙏
ReplyDelete