Oleh: MUCH. KHOIRI
ADAKAH Anda penasaran dengan judul di atas? Jangan buang
waktu. Segera kunjungi blog saya: https://muchkhoiriunesa.blogspot.com/.
Nah, sekarang Anda bisa saksikan sendiri: Judul di atas adalah judul blog
literasi saya yang masih baru, dengan latar gambar sebagian buku-buku saya, dan
ada taqline konten di bagian bawah navbar itu.
Judul itu sendiri saya adaptasi dari salah satu buku terbaru
saya Virus Emcho Melintas Batas Ruang
Waktu (Maret 2020). Mengapa hanya adaptasi saja? Sebab, jika dipasang utuh,
ia tampak terlalu panjang, dan ruang navbar-nya
tidak cukup. Maka, akhirnya saya tetapkan adaptasi yang singkat-padat.
Buku Virus Emcho itu sendiri salah satu buku yang saya tulis
untuk hadiah ulang tahun saya pada 24 Maret tahun ini. Dua buku lain adalah Praktik Literai Guru Penulis Bojonegoro
(Februari 2020) dan SOS Sapa Ora Sibuk:
Menulis dalam Kesibukan, Edisi Revisi (Maret 2020). Tiga buku karya sendiri
itulah yang sangat membahagiakan, sebuah tradisi kecil yang telah saya amalkan
dalam lima tahun terakhir.
Buku Virus Emcho
kali ini merupakan sekuel ketiga. Sekuel pertama berjudul Much. Khoiri dalam 38 Wacana (2016) dan sekuel kedua Virus Emcho: Berbagi Epidemi Literasi (2017).
Buku-buku ini semacam minibiografi saya, di mana buku disusun dari
tulisan-tulisan para sahabat penulis seantero negeri, tentang pribadi saya,
kegiatan literasi, dan buku-buku saya.
Mengapa saya jadikan judul blog ini? Tentu, karena ia
mewakili buku terbaru itu, sekaligus representasi saya sebagai penulis.
Lihatlah background-nya. Ada pajangan
belasan (sebagian) kover buku karya saya, yang selama ini telah menginspirasi
para pembaca (termasuk penulis) di luar sana, sehingga mereka tertular virus
menulis dan akhirnya belajar keras untuk menjadi penulis.
Berdasarkan tulisan-tulisan di dalam Virus Emcho #3, para penulis sesungguhnya merasa telah ketularan
virus literasi Emcho. Tentu, dengan gaya masing-masing, dan kejujuran yang bisa
dipercaya, mereka mengungkapkan respons dan kesan tentang ketularan virus
Emcho. Karena itu, blog ini hadir untuk meneruskan penyuaraan virus Emcho ke
luar sana.
Lihatlah tagline-nya. Blog ini berbunyi:”Inilah ruang
kreatif untuk refleksi diri dan narasi literasi: corong virus Emcho menyuarakan
pikiran, imajinasi, dan emosi tanpa batas ruang & waktu.” Ini sebuah ruang
kreatif sebagai wadah refleksi diri dan narasi literasi yang saya hayati. Ia
juga corong bagi virus Emcho untuk ditebarkan ke berbagai komunitas dan wilayah
negeri ini.
Bukan, bukan hanya penyebaran virus Emcho untuk wilayah
negeri ini. Ini wajib adanya, memang. Namun, impian saya, virus Emcho juga akan
menulari sahabat-sahabat baru di berbagai penjuru dunia. Sebab itu, judul blog
ini “Virus Emcho Melintas Dunia”—yang secara eufemistik dikatakan sebagai
“melintas batas ruang dan waktu.” Dampak
literasi tentu tak terbaca kasat mata, ia bekerja secara halus hegemonik.
Selain itu, perhatikan sisi kanan-kiri blok, ada miniatur
buku guna menyimbolkan betapa buku harus tersedia untuk literasi. Bagaimana pun
juga, literasi teks, yakni literasi baca dan literasi tulis adalah literasi
mendasar paling diperhatikan oleh guru dan masyarakat dalam rangka gerakan
literasi nasional (GLN). Gambar itu menunjukkan, buku harus tersedia untuk
membudayakan membaca; dan agar tersedia buku sebagai bahan bacaan, maka kita
harus menulis. Menulis sama wajibnya dengan membaca.
Akhirnya, saya berharap untuk bisa istiqamah menghidupkan
blog ini tanpa waktu yang ditetapkan—mengisinya dengan tulisan-tulisan hasil
refleksi dan narasi literasi. Saya ingat, tantangan terbesar bagi penulis
adalah menulis secara istiqamah itu. Menulis istiqamah itu ibarat membangun
bukit dari kerikil; jika istiqamah, ke depan insyaallah ia akan mendapati bukit
tinggi yang dibangunnya.*
*Much. Khoiri adalah
penggerak literasi, dosen, editor, dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya.
Tulisan itu pendapat pribadi.
Kereen Pak Emcho 👍👍
ReplyDeleteTerima kasih banyak. Barakallah
DeleteKeren Pak Dosen...setia mengintip😁
ReplyDeleteTerima kasih banyak. Salam kreatif selalu.
DeleteBagus dan perlu ditambahkan video yg isinya pak haji sdh kasih materi.
ReplyDeleteTerima kasih banyak, OmJay.
Delete