Empat buku karya guru dan siswa Sidoarjo |
Oleh MUCH. KHOIRI
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memungkinkan seluruh penulis menyelesaikan karya mereka dan menjadi bagian dari buku ini. Tanpa daya dan kekuatan dari-Nya, tiada mungkin serentetan perjuangan dalam penyusunan buku ini membuahkan hasil yang menggembirakan.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memungkinkan seluruh penulis menyelesaikan karya mereka dan menjadi bagian dari buku ini. Tanpa daya dan kekuatan dari-Nya, tiada mungkin serentetan perjuangan dalam penyusunan buku ini membuahkan hasil yang menggembirakan.
Perjuangan bukan hanya dialami oleh para penulis, melainkan oleh seluruh
tim kreatif bentukan Dinas Pendidikan Sidoarjo, termasuk menggelar workshop menulis dan menampung naskah
fiksi dan nonfiksi karya guru dan siswa. Setelah seluruh naskah masuk, seleksi
kelayakan dilakukan, yang kemudian menemukan empat naskah buku: nonfiksi
guru-siswa, fiksi guru, fiksi siswa SMA, dan fiksi siswa SMP.
Memang, untuk diterbitkan, naskah harus diseleksi berdasarkan bobot
kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Layak itu bisa berkaitan dengan
substansi dan bentuk. Substansi itu terkait dengan bobot gagasan; sedangkan
bentuk terkait dengan organisasi tulisan dan penggunaan bahasa. Dari tiga aspek
inilah penyeleksian dijalankan. Dan diperolehlah naskah awal buku ini sebelum
menjalai proses penyuntingan.
Meski demikian, kecermatan penulis dalam penulisan identitas juga
diperhatikan. Sejumlah artikel ditulis belasan lembar alias terlalu panjang;
ada juga yang hanya separuh halaman alias terlalu pendek; sementara, artikel
lain malah tidak mencantumkan nama penulis. Sejumlah tulisan, meski layak
secara kualitas, namun tidak bisa terpilih dan terhimpun dalam buku ini, ya
karena tiada identitas jelas. Saya berharap, naskah yang sebenarnya bermutu
tapi tidak ada kejelasan status identitas penulisnya, diharapkan dapat
ditampung pada buku selanjutnya.
Kemudian, terkait pekerjaan menyunting, saya melakukannya hanya pada naskah
yang sudah lulus dari proses seleksi. Tentu saja, baik gagasan maupun
pengorganisasian ide dan penggunaan bahasa, saya dapati begitu beragam. Tak
jarang saya harus menambah kesabaran tanpa batas. Tak sedikit penulis dalam
buku ini yang seharusnya meningkatkan
kualitas bahasa Indonesia. Namun, tentu, dari kreativitas mereka, mereka
termasuk penulis yang dahsyat. Tugas saya dalam menyunting tentulah membuat
naskah yang ada memiliki nilai keterbacaan lebih baik.
Untuk menyunting, saya telah berusaha untuk tidak mengubah substansi
tulisan. Yang paling banyak adalah membenahi pengorganisasian tulisan,
pemilihan kata, ketatabahasaan, pemagrafan, ejaan, dan sejenisnya. Tugas saya
hanyalah sebagai katalisator, agar maksud penulis dapat mencapai pembaca dengan
baik. Tanggung-jawab gagasan, dengan demikian, masih tetap berada di tangan
penulis.
Lalu, pemilihan judul buku ini dibuat berdasarkan irisan gagasan yang
secara simbolis, konotatif, dan asosiatif mampu menaungi bias-bias gagasan
semua judul yang ada. Meski demikian, dunia kreatif tidak sepenuhnya mampu
menunaikan tugas pencakupan dengan dengan sempurna. Dengan demikian, jika judul
diambil dari salah satu tulisan yang ada, itu bukan berarti bahwa tulisan itu
yang terbaik—melainkan karena ia saya harapkan memenuhi syarat pencakupan itu. Masalah
kualitas tulisan semata-mata tersimpan pada masing-masing tulisan.
Untuk para penulis, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Sungguh, saya berani menegaskan bahwa para penulis dalam buku ini telah membuktikan dirinya bekerja keras dan menghalau setiap godaan dan gangguan untuk menulis. Bagi sebagian mereka, menulis karya merupakan perjuangan heroik yang mengalahkan diri sendiri. Karya mereka menjadi saksi atas kegigihan dan keteguhan yang tak terbatas.
Maka, saya berharap mereka menghayati komitmen kuat untuk senantiasa menghidupkan dunia literasi, dalam hal ini dengan menulis. Yakni, menulis tanpa jeda, dengan komitmen kuat serta semangat membara. Tidak hangat-hangat tahi ayam, melainkan laksana lampu yang selalu menyala berkat minyak yang tersedia sewaktu-waktu.
Untuk semua ini, menulis perlu dimaknai sebagai proses latihan menulis, baik teknik maupun objek tulisan. Seberapa hebat pun manusia, latihan masih wajib dilakukan dan dihayati sepenuh hati. Tiada manusia yang sempurna. Di atas langit ada langit yang membentang. Maka, untuk menjadi penulis yang baik, latihan adalah pelajaran yang wajib diikuti hingga lulus.
Mari mari camkan ungkapan ini: Practice makes all things perfect. Praktik dan latihan membuat segalanya sempurna. Latihan itu bukan teori belaka, melainkan teori yang dipraktikkan. Mudah-mudahan semboyan ini mendarahdagingi semua penulis dalam buku ini dan seluruh pembaca yang terinspirasi karenanya.
Selamat membaca dan memetik hikmah serta inspirasi.
*Artikel
ini kata pengantar untuk 4 buku: “Memori Cermin Sekumpulan Cerpen dan Puisi Siswa”; “Mutiaraku Sekumpulan Cerpen dan Puisi Guru”; “Berkarya Tanpa Jeda”, dan
“Origami Burung Sekumpulan Cerpen dan Puisi
Siswa.” (Lamongan, Pagan Press,
2017). Terima kasih disampaikan kepada para penulis buku dan penerbit.
**Pesan buku, hubungi HP/WA: 081331450689 /
081233838789
No comments:
Post a Comment
Terima kasih banyak atas apresiasi dan krisannya. Semoga sehat selalu.