Inilah Ruang Kreatif untuk Refleksi dan Narasi Literasi: Corong Virus Emcho Menyuarakan Pikiran, Imajinasi, dan Emosi Tanpa Batas Ruang dan Waktu. Gigih Berjuang Lewat Tulisan!

Monday, April 13, 2020

Berguru pada Aceng (2): Sadar dan Bangkit

Gambar dari ikiwonosobomas.com

Oleh: Much. Khoiri

Tidak selamanya hitam itu hitam; ia bisa berubah, mungkin menjadi abu-abu atau putih. Begitulah, Aceng tidak stagnan menjadi preman yang biasa memalak orang lain. Manusia bisa berubah menjadi lebih baik. Dia sadar akan siapa dirinya karena suatu sebab yang sangat penting. Sebuah pemicu (trigger) hadir untuk menggugah kesadarannya.

Ya, pemicu kesadaran itu kelihatannya sederhana, namun sangat dahsyat membangun kesadaran Aceng. Yakni, ada seorang difabel, seperti dirinya, melewati dirinya bersama istri cantiknya dan empat anaknya. “Wah, dia yang difabel saja bisa punya istri cantik dan punya empat anak, berarti aku juga bisa dong,” begitu pikirnya. “Aku tidak boleh putus asa. Aku harus bangkit menjadi manusia yang baik.”

Maka, pensiunlah dia dari statusnya sebagai preman. Dia ingin menjadi Aceng yang baru. Metamorfosis. Setidaknya, dia juga ingin menjadi manusia yang “normal”, memiliki keluarga seperti difabel yang beristri cantik dan beranak empat orang. Maka, dia memutar otak untuk menemukan talenta terpendamnya. Dia belajar bermain gitar! Tidak singkat waktunya. Enam tahun dia berlatih bermain gitar!

Itulah prinsip hidupnya yang tak mudah tergoyahkan, yakni semangat belajar. Dia bersemangat belajar main gitar dan menyanyi meski di mata orang normal semua itu mustahil, setidaknya sangat sulit dilakukan. Bagaimana mungkin Aceng bermain gitar hanya dengan jari-jari kakinya; sedangkan bermain dengan jemari tangan saja tidaklah mudah. Bagaimana jari-jari kakinya bisa memencet senar-senar gitar dengan pola-pola tertentu untuk menghasilkan suara yang diinginkan? Sekali lagi, belajar!

Bahkan, kepada Kich Andy, dia mengaku, dia bisa makan dengan supit pun karena mau belajar. Kick Andy sejenak terkejut atas pengakuan itu. “Saya saja kesulitan makan pakai supit,” selorohnya. Maka, spontan, Aceng menukasnya: “Nggak mau belajar sih.” Dia lantas tertawa berderai. Kick Anda juga menanggapinya dengan tawaan, disertai gemuruh tepuk tangan hadirin di dalam studio rekaman.

Namun, kepahitan belum lagi sirna dari kisah perjanalan Aceng. Begitulah, emas tidak akan kelihatan emas jika tidak digosok dan diolah. Emasnya Aceng ya karena dia diuji dengan berbagai kesulitan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Dia digosok dan diolah untuk menjadi Aceng baru yang memiliki kualitas emas. Apa gosokan itu? Salah satunya adalah dia pernah---bahkan dua kali---berniat melakukan upaya bunuh diri, semua karena cinta. Orangtua gadis yang dicintainya tidak menyetujui hubungan asmara tidak normal itu. Dia ditolak camer alias calon mertua.

Penolakan orangtua gadis yang dicintainya, dua kali bahkan, permah membuatnya ingin bunuh diri. Pikirnya, tidak ada gunanya Aceng hidup lebih lama lagi. Dunia terasa gelap, nyaris tiada cahaya terang bagi hatinya. Namun, dia teringat janji hatinya untuk menjadi manusia yang baik. Maka, Aceng mengurungkan niatnya untuk melunasi hidupnya. Selain terhantui rasa berdosa, bunuh diri tidak menyelesaikan masalah apa pun. Lagi pula, tetangga yang diminta memasangkan tali gantung, tidak mau, malah ketakutan.

Karena itu, kasus penolakan itu tidak membuatnya bunuh diri, melainkan menyebabkan tekadnya membaja untuk menunjukkan bahwa dia bisa menjadi manusia berprestasi. Maka, makin rajinlah dia berlatih main gitar dan menyanyi. Dia rela menjadi pengamen untuk sumber penghidupan, dan baginya itu lebih mulia ketimbang menjadi preman. Itu halal, sehalal bekerja keras seperti para tenaga kasar yang mengucurkan keringat setiap saat. Istilahnya, itu kerja keras banting tulang.

Maka, emas itu akhirnya jadilah. Apa yang digosok, kelihatanlah hasilnya. Apa yang telah Aceng tanam, akhirnya dia panen. Penghargaan MURI diterimanya pada 2006, berkat kemampuannya bermain gitar dan menyanyi sekaligus. Subhanallah, Tuhan tidaklah tidur. Doa dan harapan Aceng dikabulkan oleh-Nya. Dan itu ada konsekwensinya. Termasuk, dia akhirnya diundang Kick Andy untuk sebuah wawancara ekslusif.

Dia sudah menjadi “orang” sekarang. Namun, rasa syukurnya telah dia wujudkan ke dalam kebaikan. Dia menemukan perempuan shalihah sebagai istrinya, yang kini telah memberikannya seorang anak laki-laki. Anak laki-laki normal fisik, yang paling dia sayang. Jangankan menjadi preman, pekerjaan yang tidak halal pun dia tidak mau jalani. “Saya jadi juru parkir. Itu lebih baik daripada meminta-minta,” begitu pungkasnya.

Deg! Coba bayangkan, apa yang kita bisa lakukan seandainya kita berada di posisi Aceng, sama halnya kalau kita berada di posisi Lena. Sungguh sulit dibayangkan, bukan? Dia begitu tangguh, begitu besar semangat belajarnya, begitu tabah hatinya, begitu hebat prestasinya, dan begitu indah kebanggaan yang dia teladankan kepada anaknya. Terus terang, kita bisa belajar banyak dari Aceng, ilmu-ilmu laku yang sangat menggetarkan siapa saja. Kita bisa belajar pintar padanya; kita juga bisa belajar kebijaksanaan hidup padanya.[]

TAMAT

17 comments:

  1. Dari kisah ini, kita belajar jika semua mau belajar tidak ada sesuatu yang mustahil, Allah SWT akan memudahkan segala urusan, bismillahirrahmanirrahim.

    ReplyDelete
  2. Subhanallah .... belajar dan terus belajar itulah kunci sukses seseorang. Terima kasih pencerahannya Master

    ReplyDelete
  3. Says masih menunggu lanjutannya ternyata hanya 2 bagian. Kunci mau belajar dan mau berubah ya

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Semoga kita menjadi orang2 yg pandai bersyukur. Thanks Mr. Emcho

    ReplyDelete
  6. Niat, belajar & tdk mudah putus asa ...itu salah satu kunci sukses ya Abah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insyaallah, itulah kuncinya. Mau belajar. makasih, b Fety

      Delete
  7. Belajar sepanjang hayat berguru ke padang datar

    ReplyDelete
  8. Penuh dengan hikmah...
    Terima kasih Pak Emcho...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga, Pak CepGa. Salam kreatif selalu

      Delete
  9. Motivasi dari Aceng membangkitkan semangat basi siapapun pembacanya. https://abdullahmakhruspenulis.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Makhrus, makasih banyak. Segera meluncur ke blog njenengan

      Delete

Terima kasih banyak atas apresiasi dan krisannya. Semoga sehat selalu.

Dulgemuk Berbagi (6): TULISAN MENUNJUKKAN PENULISNYA

Oleh Much. Khoiri DALAM cangkrukan petang ini, setelah menyimak video-video tentang tokoh yang mengklaim dan diklaim sebagai imam besar, P...

Popular Posts