Inilah Ruang Kreatif untuk Refleksi dan Narasi Literasi: Corong Virus Emcho Menyuarakan Pikiran, Imajinasi, dan Emosi Tanpa Batas Ruang dan Waktu. Gigih Berjuang Lewat Tulisan!

Saturday, April 18, 2020

Serial Virus Emcho (7): PENDEKAR LITERASI – MENULIS ATAU MATI!

Sumber: Dok. Pribadi
Oleh Bona Ventura

Menulis adalah sebuah keberanian
(Pramoedya Ananta Toer)

Manusia adalah apa yang dilakukan secara berulang. Manusia yang tekun dalam suatu bidang kemungkinan besar akan memetik hasil yang membahagiakan. Teori 10.000 jam merupakan teori yang membuktikan bahwa kepakaran/ keahlian berhubungan dengan jam terbang seseorang menekuni suatu bidang.
Ketekunan adalah sebuah habitus. Ketekunan dan konsistensi adalah sebuah pembeda masing-masing persona. Persona inspiratif yang akan dibahas dalam tulisan berikut sungguh layak dijadikan suri teladan. Kata dan tindakannya senantiasa seiring sejalan.
Beliau tak lelah mengedukasi dengan beragam tindakan, khususnya menyebarkan virus literasi. Ragam artikel, buku pribadi, buku antologi, menjadi pembicara seminar daring atau luring adalah jejak bahwa selama hayat dikandung badan beliau senantiasa bergiat tanpa henti di jalur literasi.
Menginspirasi dengan Berkarya
Sosok ini memberikan kesan mendalam bagiku. Ia merupakan sosok inspiratif yang membimbing secara tidak langsung melalui buku Rahasia TOP Menulis (RTM, 2014). Kisah beliau dalam buku sungguh memotivasi penulis kala itu. Isi buku RTM menghimpun 42 tulisannya yang disatukan dalam tiga tema besar, pertama: Tegaskan Alasan Menulis. Kedua, Ayo Tulis yang Kita Tahu. Terakhir, Rahasia TOP Menulis.
Perkenalan melalui buku RTM memantik gelora penulis untuk berani suatu saat mengikuti jejaknya dalam menulis, lalu menerbitkan buku. Berbekal mempratikkan isi buku RTM penulis tak gentar mengikuti beragam lomba menulis. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Dua artikel penulis lolos untuk diterbitkan dalam buku antologi, Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia (Elex Media) dan 3 Tahun Pencapaian Jokowi: Kinerja Presiden dalam Catatan Warga (Bening Pustaka).
Di tahun 2020 ini keajaiban terjadi. Penulis mendaftar untuk mengikuti pelatihan menulis daring melalui aplikasi WA (what's app). Pelatihan menulis daring ini diinisiasi oleh penulis, guru, dan trainer, Wijaya Kusumah (OmJay). Dalam pelatihan daring tersebut terdiri dari 20 sesi. Ternyata, penulis buku RTM menjadi salah satu pembicara pada sesi ketujuhbelas bertema, Menjadi Editor dan Penyunting Naskah yang Baik.
Dalam sesi tersebut, beliau membekali peserta pelatihan kiat-kiat menghasilkan tulisan yang bernas dengan terlebih dahulu memerhatikan proses dari membuat draf, memoles, dan melengkapi tulisan. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya swasunting. Dalam swasunting perlu memerhatikan isi dan struktur pengembangan tulisan. Tidak lupa beliau berpesan untuk para penulis membekali diri dengan pengetahuan kebahasaan intralinguistik dan ekstralinguistik. Dua pengetahuan tersebut perlu dikuasai agar hasil suntingan memenuhi standar penyuntingan.
Seusai pelatihan penulis mengirimkan pesan melalui WA ke beliau untuk memesan buku-bukunya yang lain. Penulis memesan SOS (Sapa Ora Sibuk): Menulis dalam Kesibukan (2015), Virus Emcho: Berbagi Epidemi Inspirasi (2017), Write or Die: Jangan Mati Sebelum Menulis Buku (2017), Mata Kata: Dari Literasi Diri (2017), dan Writing is Selling (2018). Tiga hari berselang semua judul buku pesanan tersebut tiba. Tak sabar segera membuka dan membacanya.
Hampir sebagian besar buku yang beliau tulis berkaitan dengan habitus membaca, menulis, dan menerbitkan buku. Pada buku Writing is Selling, beliau menampilkan 48 artikel yang dikelompokkan dalam lima pokok pembahasan: menata mindset, menjaga spirit, menjaring inspirasi, berkarya setiap hari, dan menuju writerpreneur.
Lembar demi lembar halaman isi buku sungguh menyiapkan pembaca untuk memiliki pola pikir kreatif dan berkelanjutan dalam menjaga semangat menulis. Menjaga semangat untuk menulis setiap hari perlu nutrisi otak, hati, dan tangan. Nutrisi penyemangat otak berkaitan dengan menulis adalah tindakan berkomunikasi, berguru kepada penulis ahli, dan menjual karya kepada khalayak umum.
Sedangkan, nutrisi hati berkaitan dengan kepekaan diri bahwa menulis memerlukan momen permenungan mendalam terhadap suatu peristiwa. Terakhir, nutrisi tangan berkaitan dengan tindakan menulis yang meninggalkan warisan tertulis nan abadi. Tidak lupa di bab tiga dan empat dalam buku diberikan kiat untuk menjaring ide-ide penulisan yang kelak dapat menuntun para pembaca memiliki kebiasaan untuk menulis setiap hari.
Bagian penutup buku, Menuju Writerpreneur memungkasi pembahasan keseluruhan isi buku. Di bagian ini beliau memberikan kiat-kiat praktis memasarkan buku (h.187). Terdapat enam jurus yang dapat dijadikan inspirasi untuk menjadi writerpreneur.
Pertama, seseorang harus serius menulis. Serius berkaitan dengan totalitas dan konsistensi. Melalui totalitas dan konsistensi seeorang dapat mahir menulis. Kedua, berani mencoba mengunggah tulisan di blog dan berani mengirimkan ke media massa. Berani mencoba itu baik. Dengan intens mencoba mengunggah tulisan di blog atau mengirimkan tulisan ke media massa sangat membantu bagi seseorang untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis.
Ketiga, menulis buku. Setelah rutin mengunggah tulisan ke blog atau mengirimkan ke media massa perlu bersegera menulis buku. Buku adalah simbol identitas penulisnya (h.188).
Keempat, menulis buku laris layak jual. Setelah mampu menulis buku, maka perlu menaikkan impian untuk menulis buku laris. Menulis buku laris perlu peka dan jeli membaca tren dan kecenderungan minat baca masyarakat.
Berikutnya, mampu memasarkan karya. Menjadi penulis juga perlu memahami pemasaran karya. Di era kiwari semakin memudahkan seorang penulis untuk memasarkan karya melalui WA grup, Telegram, Line grup, blog, beragam forum, dan Instagram. Dengan terampil memasarkan karya sendiri, lambat laun seorang penulis dapat memiliki manajemen writerpreneurship. Menulis menjelma layaknya suatu perusahaaan pribadi. Selain menjual karya sendiri, melalui writerpreneurship seorang penulis dapat mengembangkan langkah lebih jauh untuk mengurus tentang pelatihan, pendampingan, dan penerbitan (h.189).
Dalam tiap bukunya, beliau memberikan beragam contoh inspiratif tentang para penulis yang dapat dijadikan panutan belajar. Tulisan-tulisannya hadir tanpa menggurui, bahkan dalam buku SOS (Sapa Ora Sibuk): Menulis dalam Kesibukan, beliau terlebih dahulu memohon maaf saat memberikan penegasan.
Sebab, saya tidak sekadar omong kosong. Sebaliknya, saya telah menyiasati berbagai kesibukan untuk menulis. Mohon maaf, karena saya menulis, saya jadi berani mengajak Anda untuk menulis pula. Sebagaimana Anda, saya pun sibuk, namun saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk untuk menulis setiap hari (h.vii).
Siasat Diri dalam Menulis
Dalam buku SOS (Sapa Ora Sibuk): Menulis dalam Kesibukan, beliau secara jitu mengungkapkan siasat diri untuk produtif menulis meski kesibukan mendera. Beliau secara perlahan memaparkan perlunya seseorang memiliki manajemen waktu, rajin membaca, menentukan waktu utama untuk menulis, menyiapkan alat-alat bantu mendukung kepenulisan, dan niat kuat dalam menulis. Itu merupakan faktor internal bagi seorang penulis. Di sisi lain, seorang penulis juga perlu peka dan jeli terhadap faktor eksternal seperti merekam kejadian yang dialami, mengolah apa yang dirasakan.
Dalam buku ini beliau mengupas tuntas bahwa siapa saja yang dapat bersahabat dengan kesibukan akan menemukan momen terbaik untuk produktif menulis. Sebagai penyemangat, beliau pun mengingatkan agar seorang penulis perlu memiliki hati riang dan motto diri yang dapat terus mengobarkan semangat untuk menulis lebih banyak. Terakhir, sertakan Tuhan Yang Mahakuasa dalam tiap usaha menulis. Niscaya tulisan yang dihasilkan mendatangkan keberkahan bagi penulisnya dan tuan puan pembaca.

Menulis dan Keabadian
Menulis adalah bekerja
untuk keabadian
(Pramoedya Ananta Toer)

Manusia boleh tutup usia. Cara mengabadikan kisah kehidupan yang penuh makna adalah lewat buku. Tiap kenangan kehidupan yang telah dirapikan, lalu diterbitkan akan tetap dibaca generasi berikut, serta dapat melintasi zaman. Buku yang diterbitkan kelak akan menjadi warisan bagi generasi berikutnya.
Menulis atau mati merupakan motto yang dihidupi oleh persona dalam artikel ini. Beliau yang tanpa kenal lelah mengerakkan banyak pihak untuk menulis. Dalam buku Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku, beliau memberikan tuntunan langkah demi langkah agar tiap orang bergerak untuk menulis. Dalam buku tersebut, beliau memberikan alasan mendasar betapa perlunya kemampuan menulis. Menulis dapat dipilih sebagai sarana perjuangan dalam menyebarkan kebaikan dan mewarnai peradaban. Selain itu, kemampuan menulis dapat dijadikan sarana melatih berpikir seseorang serta dapat dijadikan personal branding.
Dalam hampir tiap bukunya, beliau memberikan tips aplikatif untuk menulis. Di buku Write or Die, beliau memberikan tips aplikatif dalam menemukan ide secara kebetulan, mengembangkan tulisan dengan teknik ars poetica, menyertakan humor, dan memberikan permenungan filosofis dalam tulisan. Sebagai pengobar semangat beliau mengungkapkan ragam keajaiban yang dialami seusai menghidupi motto Write or Die seperti semakin produktif menulis, lebih cepat dan fokus saat menulis, dan tidak lekas letih. Produktivitas beliau berkat motto write or die membuatnya menjadi writerpreneur hingga kini.
Motto write or die tersebut menjadi gelora beliau untuk tanpa kena lelah menyemangati tiap orang untuk mulai menulis. Beliau berpesan, jangan ragu jika tulisan masih belum bagus atau masih berupa tulisan "sampah". Kelak dari banyak tulisan "sampah" dapat menjelma menjadi kompos. Terakhir sebagai pengingat, beliau menganjurkan untuk mulai menulis setiap hari.
Pendekar Literasi
Ketika kamu bicara, kata-katamu hanya bergaung
ke seberang ruangan atau di sepanjang koridor.
Tapi ketika kamu menulis,
kata-katamu bergaung sepanjang zaman
(Bud Garner)

Menulis dapat dimulai dari hal-hal sederhana. Itu yang disampaikan beliau dalam beragam bukunya. Ungkapan tersebut hendak menginformasikan bahwa menulis dapat dimulai oleh siapapun dengan tema yang sederhana dan dekat dengan kehidupan. Perkara mendasar menulis adalah kemauan diri, bukan pada kemampuan diri. Siapa pun yang mau memulai menulis, maka akan membuktikan bahwa menulis dapat dimulai dari hari ini, mulai dari hal-hal sederhana, dan mulai dari diri sendiri.
Sebagai pendekar literasi persona mengagumkan ini berhasil menghidupi literasi dalam tiap nadi hidupnya. Dalam buku Mata Kata: dari Literasi Diri terekam jelas kiprahnya. Buku ini terbagi dalam dua tema, Serba-serbi Literasi dan Serba-serbi Menulis.
Dalam bagian Serba-serbi Literasi, beliau mengupas beragam jejaknya menggelorakan ragam kegiatan literasi seperti menjadi pembicara dalam beragam acara menulis dan membaca, menghadiahi Unesa buku, menginisiasi program literasi untuk pribadi dan keluarga, merawat semangat untuk menerbitkan karya melalui jurnal, buku, dan majalah.
Sedangkan dalam bagian Serba-serbi Menulis, beliau mengungkapkan kiprahnya dalam menulis buku laris, menjadi penggerak beragam komunitas, menginisiasi beberapa penerbitan buku antologi, mewakafkan diri menjadi konsultan kepenulisan, dan menjadi pembicara dalam beragam forum daring dan luring.
Persona mengagumkan yang telah dibahas dari awal bernama Much. Khoiri (Mr. Emcho). Buku, pendekar literasi, dan motto menulis atau mati adalah tiga hal yang mencerminkan Mr. Emcho. Dunia kepenulisan, penerbitan, dan kegiatan literasi yang semakin bergeliat semarak dengan kiprahnya.
Renjana Mr. Emcho dari beragam buku yang sudah penulis baca menyiratkan pesan bahwa dalam tiap hela nafasnya senantiasa mengobarkan semangat dan komitmen untuk terus menulis. Sebab, menulis itu adalah salah satu cara menyebarkan ragam kebaikan serta menyebarkan virus literasi adalah kerja kebudayaan.[]


*Artikel di atas diambil dari buku karya Much. Khoiri “Virus Emcho Melintas Batas Ruang Waktu” (Sidoarjo, Tankali, 2020), hlm. 21-29.

**Pesan buku, hubungi HP/WA: 081331450689 / 081233838789


No comments:

Post a Comment

Terima kasih banyak atas apresiasi dan krisannya. Semoga sehat selalu.

Dulgemuk Berbagi (6): TULISAN MENUNJUKKAN PENULISNYA

Oleh Much. Khoiri DALAM cangkrukan petang ini, setelah menyimak video-video tentang tokoh yang mengklaim dan diklaim sebagai imam besar, P...

Popular Posts